Tuesday, October 26, 2010

Perjalanan Sekuntum Bunga

mawar merah jambu itu tidak tahu mengapa ia kini berada di tong sampah,
berbagi ruang bersama botol-botol kosong dan kertas-kertas sisa

kemarin siang seorang bocah membelinya, sempat ia lihat wajah pemiliknya itu menjadi seputih kapas, dan dirinya mual oleh getaran tangan si bocah yang lebih parah dari guncangan sebuah angkot bobrok, saat ia melangkah gelisah mencari-cari sesosok gadis yang telah memacu jantungnya berdentum bagai riuh rentak senapan serbu, lalu ia rasakan dirinya terhempas tepat ketika mata pemiliknya dan gadis itu beradu

ia ingat kata-kata kikuk pemiliknya saat ia serahkan dirinya untuk sang gadis, hanya untuk ditepis dengan dingin

semalaman bunga merah jambu itu menggigil di tengah dingin malam, di sebuah ruangan yang berada di puncak gedung itu, sementara paginya dihangatkan oleh kemarahan sang gadis atas kehadirannya - yang tidak dikehendaki

sang gadis - merasa dirinya bagai dinodai di hadapan kawan-kawannya; ia tak suka bunga, dan kiriman bunga yang kembali setelah kemarin ditepisnya, menjadikan dirinya buah bibir untuk beberapa minggu ke depan; paling tidak gadis itu telah berjasa menyediakan dirinya sebagai bahan tertawaan agar kawan-kawannya bisa sejenak melupakan beban kuliah yang makin lama makin tak tertahan, namun harga dirinya tak pernah merelakan dirinya diperolok

seorang perempuan berkerudung telah berbaik hati mengembalikannya ke bocah yang membelinya itu, yang mati-matian menyangkal hak kepemilikannya atas dirinya, dan membiarkan ia terhempas begitu saja di pekarangan itu, terlintas di benaknya barangkali bocah itu kecewa padanya dan tak ingin melihatnya lagi

perempuan berkerudung - tak habis pikir atas kebodohan bocah itu; ia menghela nafas menyaksikan kenaifan si bocah, yang di usia dewasanya bertindak bagai seorang remaja ingusan; mawar yang malang, ia bergumam dalam hati, kenapa kau harus jatuh ke tangan seorang bocah obsesif, alih-alih menjadi hadiah untuk orang beruntung yang baru saja lolos dari siksaan penjara kampus ini

kini, bunga itu mengisahkan perjalanannya kepada botol-botol kosong, plastik-plastik koyak, dan lembaran-lembaran kertas robek, yang hanya bisa tertegun heran; apa gerangan dosa mawar merah jambu cantik itu?

sebuah botol plastik - merasakan tragedi hidupnya bukanlah apa-apa dibandingkan takdir kejam untuk si bunga; setidaknya ia tak terbuang sia-sia, karena ia pernah membasuh dahaga seseorang dengan jus jeruk yang dibawanya

mawar merah jambu - terdiam membilang detik demi detik, merasakan dirinya perlahan mulai kehausan dan mahkotanya mulai meluruh, sebelum ia sendiri menyatu kembali dengan bumi

Tuesday, October 19, 2010

Yet Another Love Poem #1

kekasihku, ingin aku menantimu
di satu ujung jaringan ini
menyergap karakter demi karakter pesanmu
menghisap mereka bagai gula-gula nan manis

perih pun jadi dengki - mengenal nyeri batinku
menatapmu adalah membiarkan cakar-cakar merobek jantungku

kini, malam datang
aku terperangkap di balik jeruji hujan
dan cahayamu tinggallah secercah sinar bintang di balik mendung

Gelisah Sang Pulpen

pulpen itu menatapku tajam
ia menggeram
sudah lama tak kuberi ia kata-kata untuk dimangsa

pulpen itu merajuk, parasnya tertekuk
entah berapa masa jemariku tak lagi mencumbuinya

penuh rasa sesal, tanganku melangkah -
merangkul kembali kekasih kecilku itu
"ini sebungkus kata-kata basi
mari kita nikmati bersama untuk menghalau lapar
setidaknya buat satu malam ini"

Sunday, October 17, 2010

Berbagi Luka

aku takkan mengajakmu membelai pelangi,

tujuan kita adalah awan mendung berhias petir itu

kita takkan berlayar dibawah lembut hembusan angin

topan yang 'kan temani kita berenang di antara gelombang


aku hidangkan getir amarahku

dan akan kuhisap racun buih bisamu


karena kita mulai saling melukai, ketika kita berdua terjerat benang merah itu

Monday, October 11, 2010

Di Tengah Hujan

tulangku bergemeretak oleh kobaran dingin malam
sementara, kau membusuk di tengah canda tawa;
lelucon gombalmu meruap dari bergelas-gelas kenarsisan
seperti biasa, kata-katamu selalu berbau anyir,
hanya untukku lah kata-kata itu wangi dengan semerbak kebencian

aku bersorak gembira untuk sebuah derita
karena kesedihan sudah tak sudi berkawan -
tak mampu lagi kuhidangkan air mata untuknya

dan hujan terus memelukku mesra
ah, sejak kapan kata-katamu untukku tak lagi anyir
mungkin, karena kuselipkan sekuntum duri;
di sela percakapan kita, pada beranda profilmu,
atau sekedar di tatapan mataku
sehingga kau merasa perlu membalasnya,
dengan wangi kebencian,

ah, sudahlah
karena, walau hari ini tak ada kunang-kunang
lampu jalanan sudah menyala
dan api kehidupan telah disulut

tulangku bergemeretak oleh kobaran dingin malam
dan hujan terus memelukku mesra
ini saat yang menyenangkan - untuk melangkah pergi
diiringi cemooh rinai hujan
ditemani sinis tatapan lampu jalanan

tulangku bergemeretak oleh kobaran dingin malam
dan hujan tak pernah bosan memelukku mesra
penuh syukur kupanjatkan berjuta umpatan ke Langit
atas indahnya permusuhan kita

Monday, July 12, 2010

Syair Tanpa Judul #1

aku bertanya-tanya
adakah lelaki yang pernah bersembunyi di balik perutmu
menyelusup di lekuk-lekuk tubuhmu
mengalir dalam aliran darahmu

karena
aku tak ingin merambah
hutan yang telah terjamah

Sunday, July 11, 2010

Is This The End for SC-IETF?

SC-IETF, mati sebelum terlahir.

It's not a stillborn... it's dead, and maybe will never be born....

Kawan saya dari ARC telah menawarkan posisi maintainer gateway unit Sunken kepada saya, yang akan saya jadikan sebagai batu pijakan untuk pembentukan SC-IETF.

Tapi sebelum saya mendapat kesempatan memperbaiki gateway unit, dan melakukan berbagai hal yang saya rencanakan, gateway unit telah diperbaiki oleh kru lain, dan kru itu menolak memberi saya akses ke mesin itu :p.

Beberapa policy yang saya tidak yakin mereka akan menerapkannya antara lain adalah, support IPv6, dan penggunaan DHCP untuk mempermudah orang-orang memberikan setting ke mesin mobile mereka.

Dan yang paling penting saya kehilangan pekerjaan saya sebagai de-facto mantainer dari gateway Sunken.

ORZ.

Wednesday, July 7, 2010

Sunken Court Internet Task Force

サンケンインターネット技術特別調査委員会

Sebuah ide tiba-tiba terlintas di benakku, saat koneksi internet di Sunken Court mati, sejak hampir seminggu lalu.

OK kita flashback dulu. Di ITB ada sebuah unit bernama Amateur Radio Club, ARC. Saat internet mulai masuk Indonesia, terutama kampus ini, para kru ARC berani mengambil inisiatif menjadi frontiersmen jaringan internet. Mereka adalah beberapa dari yang pertama kali mendapat akses internet di kampus saya. Dan lebih dari itu, kegiatan utama unit bergeser dari riset radio amatir menjadi riset teknologi informasi, terutama jaringan komputer.

Saat sekretariat unit-unit kegiatan mahasiswa ITB dipindahkan ke Sunken Court, ARC turut ikut pindah sekre ke SC, dan mereka berinisiatif menyediakan jaringan di SC. Mereka juga melakukan perawatan untuk infrastnuktur jaringan di Sunken Court. Akses internet yang dinikmati penguhi SC saat ini tidak lepas dari jasa unit IT ini.

Namun saat ini terlihat bahwa banyak diantara kru ARC yang sibuk dengan kegiatan ARC itu sendiri. Kawan-kawan kita dari ARC ini tampaknya kurang waktu dan kemampuan finansial untuk melakukan perawatan rutin jaringan. Selain itu kita juga mengalami kesulitan komunikasi dengan ARC. Saat ada masalah yang mereka ketahui, kawan-kawan kita ini tidak langsung memberitahukannya pada kami, atau melakukan koordinasi cepat dengan unit (misalnya penggalangan dana untuk penggantian komponen infrastruktur), kecuali kami melaporkan masalah ke mereka.

Saat ini ARC tidak lagi melakukan penggantian infrastruktur yang rusak karena kemampuan finansial yang terbatas. Sudah pernah terjadi dua kali kerusakan dan semuanya ditanggung oleh kawan-kawan SC selain ARC. Yang pertama adalah switch untuk SC terbakar, dan masalah kedua yang sampai saat ini belum terpecahkan, adalah hard disk mesin gateway rusak, menyebabkan koneksi internet untuk Sunken Court terputus.

Mungkin kami terlalu banyak merepotkan mereka. Seorang kawan dari ARC berkomentar 'Kami menunggu inisiatif dari unit, jangan hanya komplain'.

Saat inilah, didorong keinginan saya untuk belajar, saya berniat membentuk kelompok SC-IETF (サンケンコートインターネット技術特別調査委員会 - Sunken Court Internet Engineering Task Force). Ini adalah sebuah kelompok independent lintas-unit yang melakukan administrasi jaringan di SC. Kelompok ini akan bekerja sama dengan kru ARC untuk mengatur dan melakukan perawatan jaringan LAN di SC.

Tugas-tugas dan pelayanan yang menjadi tanggung jawab kelompok ini antara lain:
  1. Administrasi dan perawatan infrastruktur LAN di Sunken Court, bekerja sama dengan kru ARC.
  2. Pengaturan penggunaan internet, misalnya mengawasi penggunaan IP address.
  3. Dukungan teknis IT untuk unit, penghuni dan pengunjung SC (IT Help Desk).
  4. Komunikasi dan koordinasi dengan unit-unit SC mengenai masalah yang terjadi pada jaringan.
Sementara itu, sifat kelompok ini adalah terbuka dan informal. Tidak ada struktur organisasi, hanya ada staff (disebut sebagai メイド - Maid) dan semacam kapten (隊長). Keanggotaan bersifat sukarela, dari penghuni Sunken Court yang tertarik mempelajari jaringan komputer.

Karena sifat kelompok ini yang terbuka, siapa saja yang ingin mempelajari jaringan komputer dapat bergabung untuk saling berbagi ilmu bersama.

Ah, mungkin ini cuma angan-angan kosong yang tidak berguna. Anyway, ide ini tiba-tiba terlintas di kepala saya juga karena saya ingin mencoba menjadi admin sebuah server.

Buat para pembaca, mohon komentar, kritik dan sarannya untuk pendapat saya ini.

Saturday, April 3, 2010

葉巻タバコの歌 (Sajak Sebatang Lisong)

Ini adalah terjemahan Bahasa Jepang dari Sajak Sebatang Lisong yang saya buat sendiri. Naskah aslinya bisa dilihat di sini.

Sajak ini dibawakan Alm. Rendra dalam film Yang Muda Yang Bercinta.

Mohon komentar dan perbaikan untuk terjemahan ini.

葉巻タバコの歌

葉巻タバコ飲んでながら
大インドネシアに見上げ、
十三千万人たちに聞いて、
空には
二人三人ころ跨ぐ資本家がいる、
人たちの頭に大便落ちたり

太陽が登る。
夜明けが来たよ。
八百万子供たちを見て
無教育ということだ。

誰かを尋ねてた、
ただ、俺の質問が混み合う政権卓にや、
教師の人生問題離れた黒板にやぶつけてしまった。
八百万子供たちは
遠い道を向かう、
選択と並木と雨宿りと果てもない道。

デオドラント吹きつけられる空気を吐く
失業者学士を見て
大通りに汗
年金をキューに入れる妊婦も見てて

付け加える空にテクノクラート話してたり:

国家は怠け者国民である、
国家が養えばならない;
グレードアップされなければならない
輸入技術に掻き合わせなければならない

沖山脈。
色祭り夕方空
寝床に埋まられた不服
という見てて。

俺は尋ねてた、
ただ俺の質問がサロン詩人の顎にぶつけてしまった、
あのワインと月を唱える詩人、
何であれあたりに不正があるけれど
八百万無教育子供たちが芸術女神の足に呆然にいるけど。

国家の未来花は
ネオンサインの下に、
目から火が出る、
何百万親たちの希望が
まごまごてんやわんや声になる
海の深みに暗礁になる

外方式の仕入が止めなきゃ。
講義がただ方法説明するべき、
事情の打ち立てることは我々の義務であり。
大通りへ出て行かなきゃ、
村へ出て行かなきゃ、
自分で現象が記し、
そして現実問題を感じ取り。

それが我が歌である
困難時代のパンフレット
環境を離れたら
芸術がどういう意味だ。
人生問題を離れたら、
考えることがどういう意味だ。

Sunday, January 10, 2010

She's Not Just A Girl, She's A Warrior Too....

Latihan kita kemarin benar-benar melelahkan. Aku tidak yakin apakah aku masih bisa membayar hukumanku karena sampai sekarang pun otot-ototku masih kehilangan kekuatannya. Mudah-mudahan engkau tidak mengalami masalah hari ini walaupun kelihatannya kau tidak kuat saat latihan kemarin.

Satu hal yang aku lihat makin membuatku kehilangan dirimu. Dan membuatku makin bersemangat berlatih. Sekali lagi, engkau tunjukkan pesonamu di hadapanku. Engkau tunjukkan ketajaman perasaanmu di depan mataku.

Aku ingat saat itu dirimu belum cukup kuat untuk menarik busur panah. Kau berlatih dengan potongan karet ban. Namun, yang kusaksikan kemarin sungguh membuatku kagum akan perkembanganmu.

Saat kau mendapat giliran untuk menembak, dengan tatapan penuh aku melihatmu. Dan, dari tiga tembakan, dua tembakan mengenai tepat bagian tengah sasaran dengan presisi tinggi, dua anak panah yang saling berdempetan, seolah kau ingin bercerita tentang dirimu dan kekasih barumu itu. Sempat aku katakan bahwa engkau bukanlah ace, tapi ternyata engkau mempunyai talenta untuk hal seperti ini.

Aku menganggap seorang pemanah mempunyai keanggunan tersendiri. Sungguh, kau terlihat anggun saat kau bidik sasaran dan saat kau lesatkan anak panahmu. Entahlah, aku berharap suatu saat aku akan mendapatkan keanggunan sebagai seorang pemanah ahli. Sementara, otot-ototku belum terbentuk cukup kuat untuk melakukan full-draw yang cukup lama.

Hanya lelaki yang menyadari kualitasmu sebagai warrior, tidak menganggapmu lemah dan butuh perlindungan lah yang berhak memilikimu.

Engkau tahu, aku merasa seperti Gilgamesh dalam visual novel Fate/Stay Night, yang ditolak mentah-mentah oleh cintanya, Saber, karena personality defect yang ia miliki (seperti dirinya, engkau tentu telah merasakan adanya personality defect pada diriku). Dan walaupun aku tidak ingin memulai pertarungan denganmu seperti Gilgamesh, aku merasa terhormat bila engkau menantangku bertarung untuk menyelesaikan masalah antara kita berdua. Dan, aku akan merasa sangat bahagia, jika aku mati di tanganmu.

Aku menunggu saat itu tiba, saat kau mengalahkanku, dan melenyapkan eksistensiku yang terasa tidak berharga ini, saat dirimu menjadi milik orang lain.

PS:
Menulis hal-hal tentangmu dan perasaanku saat ini merupakan salah satu yang bisa membuatku tetap waras, selain dukungan dari Ibuku yang mengetahui keadaanku saat ini.